Rabu, 03 Juli 2013

Sebuah Permulaan



   Akhirnya perasaan dan gairah itu menyerang. Perasaan untuk menulis, gairah untuk menarikan jari jemari membentuk untaian kata. Benar – benar sensasi aneh yang tidak terbendung. Mungkin ibarat seorang suami yang sudah lama tidak berjumpa dengan istrinya, hasratnya untuk bercumbu dengan sang istri tentu sangat menggebu. Tiap menit dan detik ada semacam gelora aneh yang meminta dilampiaskan dan memberontak untuk dikeluarkan. Semuanya seolah mengalir lepas tak terkendali.

   
   Jujur saja, menulis bukan hobiku sejak awal. Aku yang sedari kecil dibesarkan dengan budaya mendongeng dan bercerita ini lebih suka dan mudah menyampaikan suatu gagasan dengan bercerita. Karena untukku, mendongeng itu tidak hanya sekedar berbicara didepan orang saja, tapi kita juga harus membaca serta menggerakkan aura dan keadaan sekitar kita agar ikut mendukung apa yang coba disampaikan sehingga maksud dan tujuannya tercapai. Namun sayangnya, mendongeng yang biasa aku lakukan pada anak kecil tidak mungkin aku lakukan ditempat kerjaku, karena sebagian rekan kerjaku adalah orang – orang tua. Yaahh..., meskipun dari sisi umur mereka terbilang tua akan tetapi tidak semua dari mereka dewasa. Maka jangan heran jika perkataan orang yang lebih muda tidak akan mereka gubris sekalipun itu benar. Jika sebuah nasihat saja diabaikan, apalagi sebuah dongeng? Agaknya pepatah yang mengatakan tua itu kepastian sedangkan dewasa itu pilihan  ada benarnya. Tidak adanya media untuk melampiaskan gagasan dan pemikiran inilah yang memusingkanku. Bayangkan saja, setiap hari selalu muncul ide dan gagasan tapi tidak bisa tertuang. Seolah muncul suara – suara dari kepalaku berteriak memohon untuk dilepaskan. Dan akhirnya, aku coba – coba menggunakan laptop bermerek  Asus tipe A43S yang sebagian besar aku manfaatkan untuk bermain game dan internetan sebagai alat penyalur nafsu liar dikepalaku ini.


   
   Awalnya iseng saja menulis satu kalimat. Berlanjut menjadi satu paragraph dan akhirnya menjadi satu tulisan. Asal saja aku menulis, tidak terikat bentuk tulisan apakah itu cerita atau sebuah berita. Karena awal – awal aku mencoba menulis sebuah cerita, hasilnya ngalor – ngidul tidak jelas. Akhirnya apa yang ada dikepalaku tidak tersalur keluar dan justru semakin liar memberontak. Memang tujuanku menulis bukanlah untuk menjadikannya sebuah buku yag meledak dibaca oleh khalayak seperti apa yang biasa penulis hasilkan. Aku hanya ingin mengeluarkan apa yang ada di kepalaku ini saja. Mencoba menuangkan pemikiran yang mana tidak sepenuhnya diterima ditempat kerjaku ini. Dan memberanikan diri untuk jujur pada apa yang coba aku tulis.


   Tidak jelasnya bentuk tulisan yag aku buat mungkin akibat dari minimnya pengetahuanku tentang tulis menulis. Yaaahh..., wajar saja kalau itu sebabnya. Maklumlah aku cuma lulusan SMA. Pendidikan lanjutanku setelah SMA adalah pendidikan militer untuk strata bintara dengan korps elektro. Tidak diajarkan tulis menulis dalam pendidikan lanjutanku. Yang diajarkan adalah bagaimana agar plus dan minus tidak saling bertabrakan dan menyebabkan konsleting listrik. Semacam itulah yang diajarkan.

   Dari yang awalnya hanya sebuah keisengan ternyata semakin lama semakin memabukkan. Mungkin aku sudah ketagihan seperti layaknya para pengguna narkoba. Setiap waktu lenggang tanpa kesibukan, hasrat dan nafsu untuk menulis selalu muncul. Padahal aku tidak punya ide sama sekali untuk aku tuangkan, tapi hasrat yang menggebu kembali menuntunku menuju permainan kata. Ada ide maupun tidak, hasratku harus terpuaskan, begitu pikirku. Pernah seorang perwira mentertawakanku karena keanehanku ini. Buat apa menulis, tidak akan ada yang membaca juga. Benar juga kalau kupikir, apa gunanya menulis jika tidak dibaca orang? Apa hasilnya jika tidak mampu menulis sebuah buku? Aaahhh..., persetan dengan itu semua. Aku cuma ingin mengeluarkan apa yang menumpuk dikepalaku saja. Terlepas mau dibaca orang ataupun tidak.

   
   Lega sekali rasanya berhasil memuaskan nafsu liar yang menggelora di pikiranku ini. Mungkin benar adanya jika kamu bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka menulislah. Sayangnya, aku tidak menulis dengan tujuan untuk dikenang orang, pun tidak bermaksud untuk dikenal orang. Hanya mencoba jujur menceritakan apa yang aku alami dan membagi apa yang aku dapat. Tulisanku tidak bermaksud memotivasi orang, tidak pula bertujuan mengkritisi. Ini tentang bagaimana aku yang seorang tentara mencoba jujur pada diriku, jujur pada keberadaanku dan membaginya melalui barisan huruf. Dan inilah catatanku sebagai seorang tentara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar