Akhirnya perasaan dan gairah itu
menyerang. Perasaan untuk menulis, gairah untuk menarikan jari jemari membentuk
untaian kata. Benar – benar sensasi aneh yang tidak terbendung. Mungkin ibarat
seorang suami yang sudah lama tidak berjumpa dengan istrinya, hasratnya untuk
bercumbu dengan sang istri tentu sangat menggebu. Tiap menit dan detik ada
semacam gelora aneh yang meminta dilampiaskan dan memberontak untuk
dikeluarkan. Semuanya seolah mengalir lepas tak terkendali.
Jujur saja, menulis bukan hobiku
sejak awal. Aku yang sedari kecil dibesarkan dengan budaya mendongeng dan
bercerita ini lebih suka dan mudah menyampaikan suatu gagasan dengan bercerita.
Karena untukku, mendongeng itu tidak hanya sekedar berbicara didepan orang
saja, tapi kita juga harus membaca serta menggerakkan aura dan keadaan sekitar
kita agar ikut mendukung apa yang coba disampaikan sehingga maksud dan tujuannya
tercapai. Namun sayangnya, mendongeng yang biasa aku lakukan pada anak kecil
tidak mungkin aku lakukan ditempat kerjaku, karena sebagian rekan kerjaku
adalah orang – orang tua. Yaahh..., meskipun dari sisi umur mereka terbilang
tua akan tetapi tidak semua dari mereka dewasa. Maka jangan heran jika
perkataan orang yang lebih muda tidak akan mereka gubris sekalipun itu benar.
Jika sebuah nasihat saja diabaikan, apalagi sebuah dongeng? Agaknya pepatah
yang mengatakan tua itu kepastian sedangkan dewasa itu pilihan ada benarnya. Tidak adanya media untuk
melampiaskan gagasan dan pemikiran inilah yang memusingkanku. Bayangkan saja,
setiap hari selalu muncul ide dan gagasan tapi tidak bisa tertuang. Seolah
muncul suara – suara dari kepalaku berteriak memohon untuk dilepaskan. Dan
akhirnya, aku coba – coba menggunakan laptop bermerek Asus tipe A43S yang sebagian besar aku
manfaatkan untuk bermain game dan internetan sebagai alat penyalur nafsu liar
dikepalaku ini.
Awalnya iseng saja menulis satu
kalimat. Berlanjut menjadi satu paragraph dan akhirnya menjadi satu tulisan.
Asal saja aku menulis, tidak terikat bentuk tulisan apakah itu cerita atau
sebuah berita. Karena awal – awal aku mencoba menulis sebuah cerita, hasilnya
ngalor – ngidul tidak jelas. Akhirnya apa yang ada dikepalaku tidak tersalur
keluar dan justru semakin liar memberontak. Memang tujuanku menulis bukanlah
untuk menjadikannya sebuah buku yag meledak dibaca oleh khalayak seperti apa
yang biasa penulis hasilkan. Aku hanya ingin mengeluarkan apa yang ada di
kepalaku ini saja. Mencoba menuangkan pemikiran yang mana tidak sepenuhnya
diterima ditempat kerjaku ini. Dan memberanikan diri untuk jujur pada apa yang
coba aku tulis.
Tidak jelasnya bentuk tulisan yag
aku buat mungkin akibat dari minimnya pengetahuanku tentang tulis menulis.
Yaaahh..., wajar saja kalau itu sebabnya. Maklumlah aku cuma lulusan SMA.
Pendidikan lanjutanku setelah SMA adalah pendidikan militer untuk strata
bintara dengan korps elektro. Tidak diajarkan tulis menulis dalam pendidikan
lanjutanku. Yang diajarkan adalah bagaimana agar plus dan minus tidak saling
bertabrakan dan menyebabkan konsleting listrik. Semacam itulah yang diajarkan.
Dari yang awalnya hanya sebuah
keisengan ternyata semakin lama semakin memabukkan. Mungkin aku sudah ketagihan
seperti layaknya para pengguna narkoba. Setiap waktu lenggang tanpa kesibukan, hasrat
dan nafsu untuk menulis selalu muncul. Padahal aku tidak punya ide sama sekali
untuk aku tuangkan, tapi hasrat yang menggebu kembali menuntunku menuju
permainan kata. Ada ide maupun tidak, hasratku harus terpuaskan, begitu
pikirku. Pernah seorang perwira mentertawakanku karena keanehanku ini. Buat apa
menulis, tidak akan ada yang membaca juga. Benar juga kalau kupikir, apa
gunanya menulis jika tidak dibaca orang? Apa hasilnya jika tidak mampu menulis
sebuah buku? Aaahhh..., persetan dengan itu semua. Aku cuma ingin mengeluarkan
apa yang menumpuk dikepalaku saja. Terlepas mau dibaca orang ataupun tidak.
Lega sekali rasanya berhasil
memuaskan nafsu liar yang menggelora di pikiranku ini. Mungkin benar adanya
jika kamu bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka menulislah.
Sayangnya, aku tidak menulis dengan tujuan untuk dikenang orang, pun tidak
bermaksud untuk dikenal orang. Hanya mencoba jujur menceritakan apa yang aku
alami dan membagi apa yang aku dapat. Tulisanku tidak bermaksud memotivasi
orang, tidak pula bertujuan mengkritisi. Ini tentang bagaimana aku yang seorang
tentara mencoba jujur pada diriku, jujur pada keberadaanku dan membaginya
melalui barisan huruf. Dan inilah catatanku sebagai seorang tentara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar